Inilah Ais Mesin Penyaring Konten Negatif di Indonesia, Hari ini 3 Januari 2018 Resmi Beroperasi
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akibat menguji coba mesin pengais (crawling) konten negatif atau disebut Ais.Diharapkan mesin internet ini sanggup mereduksi penyebaran konten-konten berbau pornografi, judi, kekerasan, radikalisme, dan SARA, di internet Tanah Air.
Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, menyampaikan Ais mulai beroperasi 3 Januari 2018.
Ada tim khusus beranggotakan 58 orang yang bakal in-charge selama 24 jam, dibagi dalam tiga shift.
Pihak Kominfo menyebut mesin sensor internet ini dengan nama AIS. Penyebutannya sendiri merujuk pada cara kerja mesin sensor internet tersebut crawling atau mengais. (Foto: detikINET/Agus Tri Haryanto)
"Mesin ini akan lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan volume untuk menyaring konten negatif," kata dia, Jumat (29/12/3017), di "War Room" Kominfo lantai 8, Medan Merdeka, Jakarta.
Satu kali crawling dengan memasukkan kata kunci tertentu diharapkan sanggup mengais jutaan konten dalam waktu 5 sampai 10 menit.
Selanjutnya, dipilih puluhan ribu konten-konten prioritas yang dianggap paling membahayakan menurut tingkat view dan potensi viral-nya.
Konten-konten prioritas itu diverifikasi oleh tim verifikator.
Tim tersebut yang menganalisis apakah konten bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia atau masih dalam batas wajar.
Perlu dicatat, mesin hanya sanggup mengais konten negatif yang tertera di ranah internet publik.
Mesin tak sanggup mengais konten percakapan personal dan akun media umum yang disetel "private".
tribunnews.com
Ilustrasi melawan konten negatif.
Ais Mesin Penyaring Konten Negatif Mulai Beroperasi Hari ini, Begini Cara Kerjanya
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Kominfo akibat menguji coba mesin pengais (crawling) konten negatif atau disebut Ais dan mulia mengoperasikannya Rabu (3/1/2018).Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, menyampaikan Ais mulai beroperasi 3 Januari 2018.
Ada tim khusus beranggotakan 58 orang yang bakal in-charge selama 24 jam, dibagi dalam tiga shift.
"Mesin ini akan lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan volume untuk menyaring konten negatif," kata dia, Jumat (29/12/3017), di "War Room" Kominfo lantai 8, Medan Merdeka, Jakarta.
Setelah tersaring, konten-konten itu dipindai alias screen-capture sebagai bukti.
Untuk sementara prosedur screen-capture masih manual, tetapi sedang diupayakan biar serba otomatis.
Dengan barang bukti screen-capture, konten-konten akan diserahkan ke tim eksekutor. Mereka yang memilih tindakan apa yang perlu diambil.
Jika konten negatif berada dalam situs, pemerintah sudah punya jalur komunikasi yang tersinkronisasi dengan para penyedia jasa internet alias internet service provider (ISP). Masing-masing ISP lantas akan melaksanakan pemblokiran.
"Beda-beda tiap ISP. Ada yang butuh 15 menit sampai 3 jam. Rata-rata di bawah tiga jam untuk take down," Semuel menuturkan.
Jika konten negatif disebar oleh akun di media sosial, pemerintah akan berkoordinasi dengan penyelenggara media umum yang bersangkutan. Sudah ada sembilan layanan yang bekerja sama dengan Kominfo, yakni Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter, BBM, Line, Telegram, Bigo, dan Google.
Sementara itu, kalau konten negatif terpatri di portal isu yang terdaftar di Dewan Pers, pemerintah bakal mengikuti ketentuan UU Pers. Portal isu tak serta-merta diblokir, melainkan diberi hak jawab terlebih dahulu.
ist
Ilustrasi: Screenshot website DPRD Kabupaten Sidoarjo sempat disusupi konten pornoSumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/01/03/ais-mesin-penyaring-konten-negatif-mulai-beroperasi-hari-ini-begini-cara-kerjanyaWow, Ternyata Segini Harga Ais Mesin Penyaring Konten Negatif di Internet
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Kominfo mulai mengoperasikan mesin pengais (crawling) konten negatif atau disebut Ais Rabu (3/1/2018).Ais tak cuma sanggup dimanfaatkan oleh Kominfo, melainkan juga lembaga-lembaga negara lain.
Misalnya saja BNN, BPOM, Kepolisian, dan pihak mana saja yang berkepentingan demi menjaga kesatuan negara.
"Misalnya untuk mendeteksi peredaran obat-obat terlarang, alat ini sanggup digunakan BNN. Bisa juga Bawaslu pakai untuk urusan konten negatif yang bekerjasama dengan Pilkada. Kaprikornus yang memilih take down atau tidak bukan kami, tetapi forum masing-masing. Kalau Kominfo yang benar-benar urgent ibarat pornografi," kata Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Jumat (29/12/3017), di "War Room" Kominfo lantai 8, Medan Merdeka, Jakarta.
Ais ini merupakan mesin hasil lelang yang dibuka Kominfo pada Agustus kemudian dan dimenangkan PT Industri Telekomunikasi (INTI). Harga penawaran yang diajukan PT INTI yaitu Rp 198 miliar dengan harga terkoreksi Rp 194 miliar.
Adapun proses pembayaran proyek memakai prosedur "lump sum".
Selain dengan Ais, pemberantasan konten-konten negatif di internet juga lewat pelaporan masyarakat di situs Trust Positif Kominfo.
Istimewa
Ilustrasi internet
Dari BNN Hingga Polisi Republik Indonesia Bisa Manfaatkan Ais Demi Menjaga Persatuan Negara
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA -Kominfo mulai mengoperasikan mesin pengais (crawling) konten negatif atau disebut Ais Rabu (3/1/2018).Ais tak cuma sanggup dimanfaatkan oleh Kominfo, melainkan juga lembaga-lembaga negara lain.
Misalnya saja BNN, BPOM, Kepolisian, dan pihak mana saja yang berkepentingan demi menjaga kesatuan negara.
"Misalnya untuk mendeteksi peredaran obat-obat terlarang, alat ini sanggup digunakan BNN. Bisa juga Bawaslu pakai untuk urusan konten negatif yang bekerjasama dengan Pilkada. Kaprikornus yang memilih take down atau tidak bukan kami, tetapi forum masing-masing. Kalau Kominfo yang benar-benar urgent ibarat pornografi," kata Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Jumat (29/12/3017), di "War Room" Kominfo lantai 8, Medan Merdeka, Jakarta.
Ais ini merupakan mesin hasil lelang yang dibuka Kominfo pada Agustus kemudian dan dimenangkan PT Industri Telekomunikasi (INTI). Harga penawaran yang diajukan PT INTI yaitu Rp 198 miliar dengan harga terkoreksi Rp 194 miliar.
Adapun proses pembayaran proyek memakai prosedur "lump sum".
Selain dengan Ais, pemberantasan konten-konten negatif di internet juga lewat pelaporan masyarakat di situs Trust Positif Kominfo.
net
Ais sanggup mendukung penerwpab Undang-Undang Pornografi dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/01/03/dari-bnn-hingga-polri-bisa-manfaatkan-ais-demi-menjaga-persatuan-negara Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Rabu/03012018/10.07Wita/Bjm