judi36

Setelah 10 Orang Tewas, Polisi Iran Bersikap Keras, Ratusan Demonstran Ditahan

WARTA KOTA, PALMERAH -- Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa polisi telah menahan ratusan pengunjuk rasa di ibu kota negara, Senin (1/1), dikala polisi kian bertindak keras terhadap penentang pemerintah semenjak pekan kemudian yang telah memakan sepuluh korban tewas.
"Dua ratus orang ditangkap pada Sabtu, 150 orang pada Minggu dan sekira 100 orang pada Senin," kata Ali Asghar Naserbakht, Wakil Gubernur Provinsi Teheran, menyerupai dikutip kantor informasi setengah resmi ILNA, Selasa.
Pasukan keamanan Iran berupaya menahan unjuk rasa, yang terjadi pada Kamis pekan lalu, dan berlanjut di seluruh negeri dalam aksi menentang paling berani dalam bertahun-tahun kepemimpinan ulama negara tersebut.


Sikap pihak keamanan semakin keras ketika seorang anggota pasukan keamanan dilaporkan tewas pada Senin.
Kerusuhan tersebut yaitu yang terburuk semenjak kerumunan orang turun ke jalan pada tahun 2009 untuk mengutuk pemilihan ulang presiden dikala itu, Mahmoud Ahmadinejad.
Selain itu, ratusan pengunjuk rasa lain ditangkap di luar Kota Teheran.
Naserbakht menyampaikan bahwa situasi di Teheran terkendali dan polisi belum meminta pinjaman pasukan khusus Garda Revolusi.
Kantor informasi Mehr juga mengutip seorang pejabat pengadilan yang menyampaikan bahwa beberapa pemimpin demonstrasi di Karaj, kota terbesar keempat di Iran, telah ditangkap.
Video di media umum pada Senin menunjukkan bentrokan secara intensif di sentra Kota Qahderijan antara pasukan keamanan dan demonstran yang mencoba menduduki sebuah kantor polisi, yang sebagian terbakar.
Terdapat laporan yang belum dikonfirmasi wacana adanya beberapa korban di antara para demonstran.
Pemerintah menyampaikan membatasi sementara terusan ke aplikasi pesan Telegram dan Instagram. Terdapat laporan bahwa terusan Internet seluler ditutup di beberapa wilayah, demikian laporan kantor informasi Xinhua China.
Sehari sebelumnya dilaporkan, sepuluh orang tewas dalam unjuk rasa pada Minggu. Demikian kata televisi setempat melaporkan pada Senin (1/1/2018).
"Dalam beberapa bencana tadi malam, sekitar 10 orang tewas di beberapa kota," kata stasiun televisi pemerintah tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Iran yaitu salah satu negara penghasil terbesar minyak dunia dan kekuatan utama kawasan, yang terlibat dalam kemelut tempat di Suriah dan Yaman untuk memperebutkan efek dengan Arab Saudi.
Keterlibatan Iran dalam sengketa tempat itu membuat warga kecewa alasannya yaitu mereka ingin pemerintah lebih fokus membuat lapangan kerja daripada menghabiskan uang negara untuk perang di luar negeri.
Unjuk rasa pertama kali muncul di kota terbesar kedua Iran, Masshad, untuk menentang kenaikan harga-harga. Unjuk rasa itu kemudian meluas ke banyak sekali kota lain dan berkembang menjadi demonstrasi politik anti-pemerintah.
 Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?
via Antaranews.com
Unjuk rasa massa penentang Pemerintah Iran berlanjut di Ibu Kota Teheran, Selasa (2/1/2018), yang memicu polisi bertindak lebih keras sehingga sesedikitnya ratusan demonstran ditangkap pada Senin (1/1/2018). 
Sumber Berita : Intelijen Iran Tangkap Sejumlah Agen Penyusup dalam Aksi Demo Anti Pemerintah
“Selama beberapa hari terakhir ini, musuh-musuh Iran, dengan memakai banyak sekali alat yang mereka miliki, termasuk uang, senjata, politik, dan pegawapemerintah keamanan, telah bersekutu (satu sama lain) untuk membuat duduk kasus bagi Republik Islam,” ujarnya pada hari Selasa (02/01) sebagaimana dikutip Press TV.
Ayatollah Khamenei, bagaimanapun, menggambarkan “semangat keberanian, pengorbanan dan iman” di negara Iran sebagai penghalang di jalan musuh.
Pemimpin tertinggi Iran itu membuat pernyataan tersebut dalam sebuah pertemuan mingguan dengan sejumlah keluarga para syuhada.
Baca: Kelompok Takfiri dan Agen Asing Dibalik Demo Anti Pemerintah Iran
Ayatollah Khamenei menunjukkan situasi menyedihkan yang menimpa negara-negara Asia Barat dan Afrika Utara tertentu, yang telah menjadi sasaran invasi asing.
Pemimpin Iran itu  memperingati pengorbanan yang dilakukan oleh tentara Iran yang telah berjuang dan kehilangan nyawa mereka selama perang 1980-88 dengan Irak.
Baca: Ali Khamanei: Target Utama Teroris ISIS Bukan Suriah dan Irak Tapi Iran
Jika saja (kala itu) musuh menemukan jalannya ke Iran selama perang delapan tahun, “mereka sama sekali tidak akan mempunyai belas kasihan, dan situasi yang jauh lebih jelek daripada di Libya dan Suriah akan diciptakan untuk Iran,” jelasnya. (SFA)
 Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?http://www.salafynews.com/pemimpin-iran-musuh-gunakan-berbagai-cara-untuk-serang-iran.html

Intelijen Iran Tangkap Sejumlah Agen Penyusup dalam Aksi Demo Anti Pemerintah

SALAFYNEWS.COM, IRAN – Kementerian Intelijen Iran menyampaikan bahwa mereka telah mengidentifikasi dan menangkap sejumlah distributor asing di balik kerusuhan dikala demonstrasi baru-baru ini terhadap kondisi ekonomi di sejumlah kota di Iran dalam beberapa hari terakhir.
Baca: Kelompok Takfiri dan Agen Asing Dibalik Demo Anti Pemerintah Iran
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, kementerian tersebut menyampaikan bahwa pasukan keamanan Iran dibantu oleh masyarakat telah berhasil menahan beberapa elemen yang memicu kerusuhan di beberapa kota di seluruh negeri.
Ditambahkan bahwa upaya terus dilakukan untuk menangkap distributor lain sesegera mungkin.
Menurut pernyataan kementerian tersebut, beberapa pertemuan tenang yang diadakan dalam beberapa hari terakhir untuk mengungkapkan tuntutan publik telah menjelma kekerasan “karena adanya unsur-unsur yang mencurigakan dan agresif” yang merusak properti publik dan mengakibatkan korban jiwa.
Baca: Iran Kecam Putra Mahkota Saudi Karena Sebut Ali Khamanei ‘Hitler Timur Tengah’
Sejak Kamis, kelompok pemrotes Iran mengadakan demonstrasi di beberapa kota untuk menyuarakan kemarahan mereka alasannya yaitu kenaikan harga dan kondisi ekonomi. Kekerasan sporadis meletus selama demonstrasi, mengakibatkan sejumlah kematian.
Baca: Perang Iran-Amerika Semakin Dekat
Presiden Iran Hassan Rouhani menyampaikan pada hari Senin bahwa rakyat Iran akan menghadapi “kelompok kecil perusuh dan pelanggar aturan yang mengeksploitasi demonstrasi tersebut. (SFA)
 Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?http://www.salafynews.com/intelijen-iran-tangkap-sejumlah-agen-penyusup-dalam-aksi-demo-anti-pemerintah.html

Analis: Dukung Teroris dan Rezim Represif Cara AS-Inggris Gulingkan Negara Lain

SALAFYNEWS.COM, LONDON – Amerika Serikat dan Inggris menyerupai biasa mendukung rezim represif dan organisasi teroris di seluruh dunia, sambil berusaha untuk menggulingkan negara-negara independen dan demokratis, kata seorang analis akademik dan politik di London.
Baca: Rusia Keluarkan Bukti Amerika Bersekutu dengan Teroris di Suriah
Kritikus menyampaikan Washington sepertinya mengikuti pendekatan standar ganda dalam hal demonstrasi baru-baru ini di Iran.
“Demokrasi yaitu satu hal yang AS dan Inggris tidak inginkan dan itu diperlihatkan dengan dukungan terus menerus mereka terhadap semua otokrasi yang kejam di Timur Tengah,” kata profesor Rodney Shakespeare.
Baca: Rusia ‘Tampar’ Wajah Barat dan Amerika Terkait Teroris ISIS di Suriah
“Anda tidak hanya melihat standar ganda; Anda melihat kebijakan yang disengaja untuk mendukung otokrasi yang kejam dan menyiksa; AS membuat ISIS, menyelamatkan ISIS, serta kelompok Takfiri dengan helikopter,” kata Shakespeare kepada Press TV pada hari Senin.
Iran telah mengecam dukungan Washington pada “perusuh dan oportunis” dalam demonstrasi menentang kondisi ekonomi di sejumlah kota Iran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qassemi, pada hari Sabtu mengutuk ucapan “murah, tidak berharga dan tidak benar” Presiden Donald Trump dan pejabat AS lainnya.
Baca: Kelompok Takfiri dan Agen Asing Dibalik Demo Anti Pemerintah Iran
“Amerika Serikat dan Inggris berpikir bahwa mereka mempunyai hak untuk mencampuri urusan dalam negeri Iran, hanya alasannya yaitu mereka pikir mereka mempunyai hak untuk campur tangan di manapun di seluruh dunia,” kata Shakespeare.
“Setiap hari, Amerika, dan sebagian kecil Inggris, mengganggu politik sebuah negara di suatu tempat di seluruh dunia,” tambahnya.
AS telah menyaksikan demonstrasi massa yang ekstensif dalam beberapa dekade terakhir dalam menanggapi banyak sekali duduk kasus di negara ini, termasuk keluhan ekonomi, ketidaksetaraan kekayaan, pelanggaran hak asasi insan dan kebrutalan polisi. (SFA)
Sumber: PTV
 Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?http://www.salafynews.com/analis-dukung-teroris-dan-rezim-represif-cara-as-inggris-gulingkan-negara-lain.html

Analis: Dukungan Trump Tidak Akan Disambut Para Demonstran di Iran

ARRAHMAHNEWS.COM, TEHERAN – Iran dilanda gelombang protes yang terus berlanjut, Presiden AS Donald Trump memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan bahwa Iran membutuhkan “perubahan.” Namun Presiden AS tersebut gagal memahami sifat gotong royong dari demonstrasi, kata analis kepada RT.
Hanya beberapa hari sebelum Tahun Baru, Trump melanjutkan kegugupan di Twitter, mengutuk Iran dan pada dikala yang sama meminta negara tersebut untuk “menghormati hak rakyat.” Dia memperingatkan bahwa “rezim yang menindas” tidak “bertahan selamanya,” dan menambahkan bahwa AS “sangat memperhatikan pelanggaran hak asasi manusia” dalam upaya faktual untuk mengungkapkan dukungannya kepada para pemrotes.
BacaBias Media Barat dan Pro-Barat dalam Pemberitaan Demonstrasi Iran.
Komentarnya, yang terjadi di tengah demonstrasi massa yang tengah menyapu Republik Islam Iran semenjak 28 Desember, memprovokasi reaksi murka di Teheran. Presiden Iran Hassan Rouhani menyampaikan bahwa AS tidak mempunyai hak moral untuk bertindak seperti membela hak-hak warga Iran alasannya yaitu Washington sendiri menyebut mereka teroris.
Sentimen Rouhani kemungkinan besar akan disambut oleh kebanyakan orang Iran, kata analis kepada RT. Mereka menambahkan bahwa segala sesuatu yang Trump katakan kini tidak relevan alasannya yaitu pernyataan sebelumnya, yang menunjukkan perilaku umum Washington terhadap Republik Islam.
Publik Iran, termasuk mereka yang melaksanakan demonstrasi di jalanan, melihat AS dan Trump secara pribadi sangat negatif, dan benar-benar tidak percaya pada Washington, Ahmed Al-Burai, seorang dosen di Universitas Aydin di Istanbul, mengatakan.
Al-Burai menjelaskan bahwa orang Iran tidak percaya Trump alasannya yaitu kebijakan pemerintahannya pada kesepakatan internasional 2015 mengenai jadwal nuklir Iran. Trump berulang kali menyebutnya “kesepakatan yang mengerikan,” bahkan menolak untuk mengesahkan kembali kepatuhan Iran terhadap kesepakatan tersebut pada bulan Oktober 2016, namun menunda hal tersebut ke Kongres.
BacaIntelijen Iran Tangkap Sejumlah Agen Pemicu Kerusuhan.
Washington juga “tidak sanggup dipercaya” di mata orang-orang Iran sebagai akhir kebijakan AS di Timur Tengah, yang telah mengakibatkan perang dan kehancuran di Irak, serta mengacaukan Suriah. Segala gangguan yang telah dilakukan oleh pemerintah Amerika, bahkan dalam bentuk tweet, “tidak diterima di seluruh wilayah, [khususnya] di Iran, di antara para politisi dan orang-orang di jalanan alasannya yaitu mereka telah mengalami kegiatan AS di Timur Tengah,” kata Al-Burai kepada RT.
Faktor kunci lain yang menghalangi Trump untuk mempengaruhi suasana publik di Iran hingga batas tertentu yaitu korelasi bersahabat Washington dengan Arab Saudi dan Israel. Riyadh gotong royong yaitu tujuan perjalanan luar biasa Presiden AS yang pertama pada bulan Mei 2017, di mana ia menutup kesepakatan senjata raksasa dengan Kerajaan senilai $ 350 miliar selama 10 tahun, dengan sekitar $ 110 miliar akan diberlakukan segera.
Trump memperbaharui dukungan Amerika atas Israel dengan terang mengakui Yerusalem sebagai ibukota rezim Zionis. Langkah tersebut memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim, bahkan sekutu terdekat Washington ragu untuk mendukungnya.
Orang Iran mengerti bahwa AS tidak tertarik pada proyek pembangunan jangka panjang untuk Iran atau bahkan dalam “memberdayakan oposisi politik apapun di lapangan,” kata Al-Burai. Sebaliknya, Washington mengejar kepentingannya sendiri dan juga kepentingan sekutu regionalnya, Arab Saudi dan Israel, yang berarti bahwa setiap gerakan AS pada akhirnya akan berbahaya bagi Republik Islam Iran.
BacaPancing Kerusuhan, Agen Asing Tembaki Pemrotes di Iran.
Kata-kata Al-Burai digaungkan oleh Seyed Mostafa Khoshcheshm, seorang analis politik yang menyampaikan kepada RT bahwa “yang mereka [AS] cari yaitu mendelegitimasi kebijakan Iran, pendirian Iran dan juga pembangunan militernya di wilayah tersebut, termasuk kehadiran di Suriah dan Irak … untuk menjatuhkan hukuman lebih lanjut atas [Teheran]. “Semua pernyataan yang Washington buat untuk mendukung para pemrotes gotong royong ditujukan untuk mempolitisir kerusuhan di Iran dan mendelegitimasi kebijakan Iran di kancah internasional yang mendukung AS,” tambahnya.
Pada akhirnya, tujuan AS tetap sama: ia berusaha mendapat konsesi dari Teheran atas jadwal nuklir dan misil untuk merongrong kekuatannya, danuntuk mengurangi pengaruhnya di Timur Tengah, Khoshcheshm menjelaskan.
AS tahu bahwa hal itu tidak sanggup menggulingkan pemerintah Iran dengan demonstrasi yang jauh lebih kecil daripada demo yang berakhir rusuh menyusul pemilihan presiden pada tahun 2009, kata Khoshcheshm. Dia menambahkan bahwa media barat – bahkan Trump sendiri – “berusaha keras … untuk mempolitisir” dan membesar-besarkan duduk kasus ini.
Sementara itu, Al-Burai menjelaskan bahwa demonstrasi Iran gotong royong bersifat ekonomi dan bukan bersifat politis. “Kelas menengah yang turun ke jalan menuntut reformasi ekonomi, menuntut lebih banyak pekerjaan dan lapangan kerja, menuntut standar kehidupan yang lebih baik,” katanya, dan menambahkan bahwa para demonstran intinya tidak tertarik pada eskalasi atau politik apapun. Kerusuhan yang Trump harapkan hanya gelombang kecil dari kelompok anti revolusi yang memanfaatkan situasi.
Dia juga menunjukkan bahwa kekuatan politik di balik demonstrasi sanggup jauh dari apa yang dibutuhkan presiden AS. Dalam tweetnya, Trump berulang kali menyampaikan bahwa orang Iran “muak dengan korupsi” dan “lapar … untuk kebebasan,” yang akan menyiratkan semacam kebebasan bergaya barat.
Namun, gotong royong sanggup berubah bahwa demonstrasi dilakukan oleh kelompok garis keras Iran dan konservatif yang menantang kepresidenan Rouhani, yang dianggap politisi “moderat” di Republik Islam Iran.
BacaPropaganda Media Barat Dibalik Demonstrasi di Iran.
Kota Masyhad yaitu salah satu tempat demonstrasi dimulai. Al-Burai menjelaskan bahwa ini gotong royong yaitu “basis pesaing besar Rouhani” pada pemilihan presiden terakhir, Ebrahim Raisi.
Sementara itu, AS sepertinya tidak memperhatikan situasi gotong royong di lapangan. Pada hari Senin, Wakil Presiden AS Mike Pence menjanjikan dukungan penuh kepada para pemrotes Iran dengan mengatakan, “Kita dihentikan dan kita tidak akan mengecewakan mereka.” (ARN)
Sumber: RT
 Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2018/01/02/analis-dukungan-trump-tidak-akan-disambut-para-demonstran-di-iran/

Kemenlu Rusia: Intervensi Asing dalam Urusan Internal Iran Tak Bisa Diterima

ARRAHMAHNEWS.COM, MOSKOW – Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan cita-cita bahwa protes di Iran tidak akan menjelma kekerasan, tidak akan menimbulkan pertumpahan darah.
Mengomentari situasi dikala ini di Teheran, di mana demonstrasi massa telah memasuki hari kelima, Kementerian Luar Negeri Rusia menyampaikan dalam sebuah pernyataan bahwa intervensi dari luar terhadap situasi di Iran tidak sanggup diterima.
BacaBias Media Barat dan Pro-Barat dalam Pemberitaan Demonstrasi Iran.
“Intervensi luar [dalam urusan internal Iran] sanggup mengganggu kestabilan situasi yang tidak sanggup diterima,” kata pernyataan tersebut.
Beberapa kota besar di Iran, termasuk Teheran, Masyhad, Isfahan dan Rasht, dilanda demonstrasi semenjak 28 Desember 2017. Rakyat turun ke jalan untuk memprotes pengangguran, kemiskinan, dan peningkatan biaya hidup, serta kebijakan Presiden Iran Hassan Rouhani. Menurut laporan media, jumlah orang yang tewas dalam demonstrasi di negara tersebut telah berkembang menjadi 12 orang.
Seorang wakil gubernur provinsi Lorestan dalam sebuah wawancara di televisi pemerintah yang disiarkan pada tanggal 31 Desember menuduh “agen asing” atas kematian dua demonstran selama demonstrasi sehari sebelumnya.
“Tidak ada peluru yang ditembakkan oleh polisi dan pasukan keamanan telah menemukan bukti, dimana anti revolusi atau kelompok Takfiri dan distributor asing terlibat dalam bentrokan ini,” katanya.
BacaPropaganda Media Barat Dibalik Demonstrasi di Iran.
Pada hari Minggu, media melaporkan bahwa Teheran telah membatasi sementara terusan ke aplikasi media umum Instagram dan Telegram, yang dipakai oleh para penggerak anti revolusi untuk bertukar pesan wacana demonstrasi tersebut.
Pada hari Senin, Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran Mohammad-Javad Azari Jahromi menyampaikan bahwa terusan terbatas ke jaringan sosial di Iran di tengah demonstrasi yang sedang berlangsung mengenai kebijakan ekonomi dan sosial pemerintah merupakan tindakan sementara. (ARN)
Sumber: Sputnik
 Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2018/01/02/kemenlu-rusia-intervensi-asing-dalam-urusan-internal-iran-tak-bisa-diterima/

Pemimpin Revolusi Iran Sebut Musuh Iran Dalangi Unjuk Rasa

ARRAHMAHNEWS.COM, TEHERAN – Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk pertama kalinya berkomentar soal unjuk rasa anti-pemerintah besar-besaran yang berlangsung di negaranya. Khamenei menyalahkan musuh-musuh Iran sebagai dalang di balik unjuk rasa itu.
“Terkait bencana beberapa hari terakhir, musuh-musuh Iran telah bersatu dan memakai seluruh cara, uang, senjata, kebijakan (politik) dan pegawapemerintah keamanan (intelijen) untuk memicu duduk kasus bagi Republik Islam,” ucap Khamenei dalam pernyataannya yang ditayangkan televisi nasional Iran, menyerupai dilansir AFP dan Reuters, Selasa (2/1/2018).
BacaAnalis: Dukungan Trump Tidak Akan Disambut Para Demonstran di Iran.
“Musuh selalu mencari kesempatan dan celah untuk menyusup dan menyerang negara Iran,” imbuhnya.
“Hal yang sanggup menghentikan musuh dari tindakannya yaitu semangat keberanian, pengorbanan dan keyakinan rakyat,” tegas Khamenei dalam pernyataannya.
Khamenei tidak menyebut eksklusif siapa yang dimaksud musuh Iran tersebut. Namun Wakil Dewan Tertinggi Keamanan Nasional, Ali Shamkhani, menyebut Amerika Serikat, Inggris dan Arab Saudi sebagai pihak-pihak di balik kerusuhan terbaru di Iran.
BacaIntelijen Iran Tangkap Sejumlah Agen Pemicu Kerusuhan.
“Saudi akan mendapat jawaban tak diduga dari Iran dan mereka tahu betapa seriusnya jawaban itu,” ucap Shamkhani dalam wawancara dengan Al Mayadeen TV yang berbasis di Lebanon, menyerupai dikutip kantor informasi Tasnim.
Shamkhani juga menyebut kerusuhan di Iran sebagai ‘perang proxy (perpanjangan tangan) melawan rakyat Iran’. “Tagar dan pesan-pesan soal situasi Iran tiba dari Amerika Serikat, Inggris dan Arab Saudi,” imbuhnya. [ARN]
 Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?

Mendagri Iran: Situasi Tenang dan Kondusif di Seluruh Negeri

ARRAHMAHNEWS.COM, IRAN – Menteri Dalam Negeri Iran untuk Urusan Keamanan Hussein Zulfikari menyampaikan bahwa situasi di sebagian besar wilayah di negara ini normal dan kerusuhan baru-baru ini terjadi di beberapa daerah telah berakhir.
Baca: Pemimpin Revolusi Iran Sebut Musuh Iran Dalangi Unjuk Rasa
Zulfikari menambahkan bahwa kebijakan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi terhadap demonstrasi baru-baru ini, menunjukkan toleransi maksimum dari polisi dan pasukan keamanan dalam mengendalikan kondisi dan para pemrotes.
Wakil Menteri Dalam Negeri Iran menekankan bahwa kebijakan polisi dan pasukan keamanan dalam mengatur jalannya demonstrasi dengan tenang kecuali bila akomodasi umum dan harta warga serta beberapa sentra keamanan diserang. Dimana dalam beberapa masalah sejumlah demonstran berusaha mengubah unjuk rasa menjadi kekerasan, yang mengakibatkan tindakan represif polisi dan pasukan keamanan lainnya untuk mencegah terjadinya kerusuhan.
Baca: Intelijen Iran Tangkap Sejumlah Agen Pemicu Kerusuhan
Zulfikari menyampaikan situasi di sebagian besar negara dalam keadaan normal dan kerusuhan baru-baru ini di beberapa daerah telah berakhir, hasil dari kerja pasukan keamanan yang berhasil mengendalikan situasi. (ARN)
 Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?

Ada Apa dengan Iran?

(Copas dari Fanpage) Selamat tahun baru, teman-teman. Sebenarnya, tahun gres ini ingin istirahat dulu, tidak banyak menulis di medsos alasannya yaitu sedang banyak kerjaan di ‘dunia nyata’.
Tapi melihat ZSM hore-hore mengomentari demo di Iran, saya merasa perlu nulis juga deh. Apalagi banyak yang bertanya-tanya juga, apa yang gotong royong terjadi? Yang saya tulis ini, infonya dari media-media Iran. Kenapa kok bukan BBC atau CNN? Lha kalau itu kan Anda sudah baca? Biasanya orang membaca goresan pena saya alasannya yaitu ingin mendapat versi anti-mainstream kan?  Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?
Langsung saja. Begini, setiap tanggal 30 Desember (dalam kalender Iran, ‘9 Dey’) warga Iran di banyak sekali kota berdemo untuk mengenang bencana 30 Desember 2009. Istilahnya, “Demo 9 Dey”.
Pada tanggal itu, pemerintah Iran resmi menyatakan bahwa upaya perebutan kekuasaan yang dilakukan kelompok Mir Mousavi semenjak Juni 2009 sudah gagal total. Mir Mousavi yaitu kandidat presiden, lawan dari Ahmadinejad. Gaya kampanyenya mirip-mirip kelompok tertentu di Indonesia, “Kalau saya hingga kalah, artinya ada kecurangan!”
Eh, ternyata ia benar-benar kalah. Dengan segera, ia menuduh ada kecurangan.
Pemerintah AS pun –anehnya (atau “pantas saja”) eksklusif bersuara seragam dengan Mousavi, “Kami tidak mengakui hasil pilpres Iran!”
Pengakuan atau penolakan AS terang tidak berefek apapun.
Ahmadinejad tetap jadi Presiden Iran untuk periode kedua.

Mir Mousavi kemudian menggalang aksi-aksi demo yang anarkis, hingga aben sebuah TK, masjid, dan hasilnya korban jiwa berjatuhan. Media massa dunia dikala itu pun heboh sekali, menyerupai kini ini.
Prof James Petras dari AS menulis, “Media Barat berpegang pada reporternya yang meliput eksklusif demonstrasi kaum oposan di Iran, namun mereka mengabaikan demosntrasi jawaban yang lebih besar lagi, yang dilakukan oleh pendukung Ahmadinejad.
Lebih jelek lagi, media Barat mengabaikan komposisi sosial para pelaku demonstrasi.
Mereka mengabaikan fakta bahwa Ahmadinejad meraih dukungan dari kaum pekerja miskin, petani, tukang, dan pekerja publik, yang jumlahnya jauh lebih banyak dari kaum oposan yang tiba dari kalangan mahasiswa kelas (ekonomi) menengah ke atas, kaum bisnismen, dan kaum professional.”[1]
Tapi akhirnya, gerakan yang meniru-niru “Revolusi Berwarna” ala Balkan (di Iran, mereka memakai simbol warna hijau) ini sanggup ditaklukkan secara resmi pada 30 Desember 2009.
Nah, tanggal 30 Desember 2017, demo memperingati “kemenangan sistem” kembali digelar.
Persiapan dan sosialisasinya sudah berlangsung jauh-jauh hari, sehingga warga memang sudah siap demo.
Tapi, tanggal 28 Desember (Kamis) tiba-tiba muncul demo di kota Mashad (disusul di beberapa kota lain). Sebagian penerima demo yaitu orang-orang yang mengira ini rangkaian demo “9 Dey”.
Tapi sebagian yang lain memang berdemo untuk memprotes kondisi ekonomi yang semakin sulit.
Perlu diketahui, akhir embargo luar biasa dari AS, Iran kesulitan memajukan perekonomiannya.
Selain itu, Presiden Rouhani (dia ini presiden dari kubu ‘reformis’ yang lebih disukai Barat dan memang punya kecenderungan untuk berbaik-baik dengan Barat) memang payah kinerja ekonominya.
Harga-harga pangan di Iran semakin naik, banyak sekali subsidi dikurangi, dan nilai tukar ke dollar juga terus jatuh.
Sama sekali tidak absurd bila warga berdemo memprotes pemerintah, menuntut perbaikan ekonomi. Di negara-negara lain demo menyerupai ini dianggap biasa kan?
Cuma, yang absurd yaitu ketika Trump pada Januari 2017 mengambil kebijakan rasis, melarang orang Iran masuk ke AS; tapi di Desember 2017 tiba-tiba ia berkata, “AS berdiri bersama rakyat Iran.”
Yang absurd yaitu ketika ditemukan demonstran bersenjata, serta provokator-provokator yang ternyata berpaspor ganda. Ada sekitar 50 orang ditahan oleh polisi Iran alasannya yaitu masalah ini.
Yang absurd yaitu ketika BBC dan CNN mengambil posisi “terdepan mengabarkan” [atau mengaburkan?].
Kedua media ini yang paling masif mengulang-ulang narasi ‘rakyat Iran berdemo menginginkan pergantian rezim’. Meski tetap berusaha sok ‘cover both side’ dengan mencantumkan kalimat “Sebagian besar informasi wacana apa yang sedang terjadi bertebaran di media sosial, sehingga sulit untuk mengkonfirmasinya”, namun kalimat ini karam di tengah banjir disinformasi yang mereka lakukan. [2]
Yang mengikuti konflik Suriah, akan sangat-sangat familiar dengan gaya reportase ala BBC dan CNN ini.
Selain itu, persis menyerupai Suriah, tweet-tweet yang ‘memberitakan’ sikon di dalam negeri justru lebih banyak berbahasa Inggris, dikirim dari luar negeri.
Dan terakhir, perlu dicatat: tanggal 30 Desember 2017, “Demo 9 Dey” tetap berlangsung, jauh lebih masif, diadakan di 1200 titik di seluruh penjuru Iran. Foto-foto yang dirilis media Iran menunjukkan lautan insan membanjiri jalanan. Dan spanduk yang mereka bawa bertuliskan: Marg Bar Amrika, Marg Bar Inggilis, Marg Bar Fitnegar (matilah Amerika, matilah Inggris, matilah para pembuat konspirasi).
 Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?
 Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?
Apakah demo masif pro-sistem ini diberitakan dengan proporsional oleh BBC dan CNN (dan kawan-kawannya, termasuk media-media Indonesia yang selama ini memang hanya copas-terjemah dari media Barat?]. Tentu tidak.[]

[1] https://dinasulaeman.wordpress.com/2009/06/23/kebohongan-kecurangan-pemilu-oleh-prof-james-petras/
[2] https://www.tempo.co/bbc/629/iran-dilanda-demo-anti-pemerintah-aksi-kekerasan-mulai-terjadi
NB: Karena sistem pemerintahan Iran unik, perlu saya jelaskan: dikala saya menulis demo memprotes ‘pemerintah’, maka yang dimaksud yaitu ‘eksekutif’, yaitu Presiden dan timnya. Seperti saya bilang, Rouhani memang payah kinerja ekonominya, jauh beda dengan abad Ahmadinejad.
Tapi, ketika saya sebut ‘demo pro-sistem”, artinya demo mendukung  sistem Pemerintahan Islam [tidak peduli siapa presidennya]. Sebaliknya, ketika media Barat menyebut “rakyat Iran menghendaki perubahan rezim”, yang mereka maksud yaitu “perubahan sistem” [dari pemerintahan Islam ke pemerintahan liberal].
Untuk memahami struktur pemerintahan Iran, baca goresan pena saya: “Sistem Demokrasi Ala Iran”  https://dinasulaeman.wordpress.com/2013/11/01/sistem-demokrasi-ala-iran-demokrasi-tangan-tuhan/
==========================
Kenneth Roth dari HRW malah memakai foto demo pro-sistem dengan menyebut itu foto demo anti-sistem:
 Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?
 Wakil Gubernur Teheran memberikan bahwa  “Demo 9 Dey” : Negara Republik Islam Iran Kerusuhan, siapakah dalangnya?
Demo 9 Dey
Sumber Berita : https://dinasulaeman.wordpress.com/2018/01/01/ada-apa-dengan-iran/#more-5282

Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Rabu/03012018/09.00Wita/Bjm 
judi36
 
Top