judi36

Soal Ucapan Selamat Natal, Menteri Agama Minta Masyarakat Bersikap Begini

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meminta masyarakat menghargai perbedaan pendapat wacana aturan mengucapkan 'Selamat Hari Natal', yang biasanya kembali mengemuka menjelang hari raya umat Kristiani tersebut.
"Tentu kita sanggup memahami bahwa kita masyarakat yang beragama. Di kalangan umat IsIam sendiri terjadi keragaman dalam memberikan ucapan 'Selamat Natal' kepada saudaranya yang umat Kristiani," kata Lukman usai meluncurkan terjemahan Quran berbahasa tempat di Jakarta, Rabu.
Menag menuturkan, ada kalangan umat Islam yang mengharamkan Muslim memberikan ucapan 'Selamat Natal' kepada warga Kristiani dengan alasan itu merupakan bentuk ratifikasi terhadap kelahiran Yesus Kristus.


"Yang dalam aqidah dan keyakinan umat Islam tentu bukanlah Yang Mahakuasa sebagai yang diyakini oleh umat Kristiani, sehingga mereka mengharamkannya," katanya.
Namun, dia melanjutkan, ada juga kalangan umat Islam yang berpandangan mengucapkan 'Selamat Natal' kepada umat Nasrani tidak haram; diperbolehkan; alasannya yaitu merupakan ucapan selamat atas kelahiran Nabi Isa AS.
"Jadi yang dipersepsikan dalam peringatan Natal itu Nabi Isa AS, yang jangankan terhadap nabi, terhadap orang tua, anak kita dan saudara kita, setiap tahun merayakan hari ulang tahunnya. Apalagi terhadap seorang nabi yang itu yaitu Nabi Isa, tentu ini tidak hanya semata boleh, tapi dianjurkan," tuturnya.
Intinya, katanya, perbedaan pandangan mengenai aturan memberikan ucapan 'Selamat Natal' itu terjadi alasannya yaitu persepsi dan interpretasi terhadap makna Natal yang tidak sama.
Oleh alasannya yaitu itu, Menteri Agama mengajak pihak-pihak yang berbeda pandangan tidak saling menyalahkan tapi semoga saling menghormati.
Dia mengajak pihak yang mengharamkan ucapan 'Selamat Natal' untuk memahami pihak lain yang membolehkannya, sehingga perbedaan pendapat itu tidak harus mengganggu kekerabatan persaudaraan antara sesama saudara sebangsa dan sesama manusia.
Hanya saja Menteri Agama menegaskan, umat Islam sepakat mengenai tidak diperbolehkannya mempraktikkan ritual perayaan Hari Natal.
"Jadi yang dihentikan itu yaitu melaksanakan ritual keagamaannya, peribadatannya. Tapi jikalau ucapan 'Selamat Natal' itu terjadi keragaman dan dengan adanya keragaman ini mudah-mudahan kita sanggup saling memahami," kata dia.
Dia juga berharap umat Kristiani memahami bahwa umat Islam mempunyai keyakinan yang berbeda mengenai ucapan Selamat Natal sehingga umat Katolik juga harus berjiwa besar bahwa ada sebagian saudara-saudaranya yang alasannya yaitu keyakinannya, alasannya yaitu pemahamannya, dia tidak mengucapkan 'Selamat Natal'.
 Menteri Agama Minta Masyarakat Bersikap Begini Beda Tafsir pengucapan Selamat Hari Natal , ini pandangan Ustadz Felix Siauw dan Al Habib Prof Quraish Shihab
kemenag.go.id
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin 
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/12/21/soal-ucapan-selamat-natal-menteri-agama-minta-masyarakat-bersikap-begini

Beda Pandangan Felix Siauw dan Prof Quraish Shihab Terkait Ucapan Selamat Natal

ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Beda pandangan Felix Siauw dan Prof Quraish Shihab terkait ucapan selamat Natal.
Provokasi berbahaya menjelang perayaan natal 25 Desember 2017 oleh Felix siauw yang membahas soal ucapan Natal dan ada tudingan-tudingan yang sangat berbahaya.
Baca: Soal Bendera Rasulullah, Propaganda Bohong HTI dan ISIS
Ini statementnya beserta videonya.
“Setiap kali menjelang bulan desember, senantiasa umat Islam dituding sebagai umat yang tidak bertoleransi beragama. Apalagi ketika masuk penghujung desember dimana seakan-akan kaum muslimin yang dianggap bertoleransi itu harus mengucapkan selamat kepada hari raya agama yang lain.” (Felix Siauw)

“Jadi tidak dikatakan toleransi apabila anda menuduh kaum muslim yang tidak mau mengucapkan selamat natal sebagai intoleran. justru ini juga sebagai bentuk intoleransi itu sendiri” (Felix Siauw)
Dua video ini yaitu potongan dari video utuh yang sanggup di tonton.
Saya sengaja ambil video point pentingnya saja, jikalau isi video yang lain itu yaitu pedoman versi Felix Siauw yang sudah dibantah oleh banyak ulama hebat, bukan oleh seorang mualaf kemarin sore kemudian sudah seenaknya bicara seakan-akan dia wakil dari umat Islam.
Baca: Dunia Terkejut Melihat Tradisi Natal di Suriah
Saya jadi membahas tudingan Felix Siauw ke umat Nasrani alasannya yaitu dari statementnya itu sangat berbahaya dan sanggup memprovokasi segelintir orang yang kebetulan beragama Islam yang tidak paham dan percaya saja ucapan Felix.
Kalau hanya tudingan Felix langsung ke umat Nasrani, saya tidak akan komentar, biarkan umat Nasrani seandainya mau pidanakan dia, tapi alasannya yaitu Felix bicara memakai kata umat Islam, jadi perlu saya komentari.
Kata Felix, setiap kali bulan desember umat Islam dituding sebagai umat yang tidak bertoleransi. Artinya apa? setiap tahun saya sebagai salah satu umat Islam dituding oleh umat Nasrani sebagai umat yang tidak bertoleransi. Saya katakan pada Felix bahwa saya tidak pernah mencicipi tudingan itu dan saya yakin tidak ada umat Nasrani menuding menyerupai itu. Saya lahir dan besar di tempat dominan Nasrani, saya bergaul dan saya tau tidak ada tudingan menyerupai itu, dan tidak berkurang iman saya walaupun saya setiap tahun dan setiap ketika mendengarkan dan melihat mereka beribadat.
Kaprikornus siapa yang menuding? Karena bahasan ini yaitu membahas natal, terang tujuannya yaitu umat Nasrani yang dituduh melaksanakan tudingan ini terhadap umat Islam. Ini terang provokasi! apalagi Felix menyampaikan setiap kali bulan desember, artinya tiap tahun itu terjadi!
Tidak pernah ada yang menuding menyerupai itu. Ini terang penghinaan dan bentuk provokasi kepada umat Islam dan Umat Nasrani. Kalau ada segelintir umat Islam yang menganggap benar umat Nasrani berkata begitu, ini sanggup jadi masalah. Orang ini berbahaya..
Felix mau sok tau soal agama Nasrani, saya tidak peduli alasannya yaitu dia akan berhadapan dengan umat Nasrani secara hukum. Tapi alasannya yaitu membawa-bawa nama umat Islam ini tentu berbahaya. Apalagi di Video kedua, begitu terang menguatkan video pertama, Felix menyampaikan “Jadi tidak dikatakan toleransi apabila anda menuduh kaum muslim yang tidak mau mengucapkan selamat natal sebagai intoleran. justru ini juga sebagai bentuk intoleransi itu sendiri”
Jelas Felix menuduh kaum Nasrani menyampaikan apabila kaum muslim yang tidak mau mengucapkan selamat natal sebagai Intoleran. Ini terang harus dibuktikan oleh Felix Siauw ada umat Nasrani yang menyampaikan menyerupai itu setiap tahun. Kalau tidak, terang ini bentuk provokasi.
Baca: Ikut Nabi atau Ikut Khilafah HTI ala ISIS dan Al-Qaeda?
Semoga saja tidak ada umat Islam yang terprovokasi dengan statement Felix Siauw ini dan Felix berharap saja umat Nasrani tidak ada yang mempermasalahkan hal ini ke jalur hukum.
Kalau Felix berkelit yang menuduh itu bukan umat Nasrani, kemudian siapa? padahal anda membicarakan soal Natal.
Saya duga keras kasus ini hanya di Indonesia. Saya usang di Mesir. Saya kenal sekali. Saya baca di koran, ulama-ulama Al Azhar berkunjung kepada pimpinan umat kristiani mengucapkan selamat Natal.

Berikut klarifikasi dari Prfo Quraish Shihab terkait ucapan Natal:
Saya tahu persis ada ulama besar di Suriah memberi fatwa bahwa itu boleh. Fatwanya itu berada dalam satu buku dan bukunya itu diberikan pengantar oleh ulama besar lainnya, Yusuf al-Qaradawi, yang di Syria namanya Mustafa Al Zarka’a. Ia menyampaikan mengucapkan selamat Natal itu bab dari basa-basi, kekerabatan baik. Ini mustahil berdasarkan beliau, mustahil teman-teman saya dari umat Kristiani tiba mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri terus dihentikan gitu.
Menurut ia dalam bukunya yang ditulis bukan balasan verbal ditulis, dia katakan, saya kini perlu menawarkan kepada masyarakat dulu bahwa agama ini penuh toleransi. Kalau tidak, kita umat yang dituduh teroris. Itu pendapat.
Saya pernah menulis soal itu, walaupun banyak yang tidak setuju, saya katakan begini, saya ucapkan Natal itu artinya kelahiran. Nabi Isa mengucapkannya. Kalau kita baca ayat ini dan terjemahkan boleh atau tidak? Boleh. Ya toh? Boleh.
Jadi, jikalau Anda mengucapkan selamat Natal, tapi keyakinan Anda bahwa Nabi Isa bukan Yang Mahakuasa atau bukan anak Tuhan, maka tidak ada salahnya. Ucapkanlah selamat Natal dengan keyakinan menyerupai ini dan Anda jikalau mengucapkannya sebagai muslim. Mengucapkan kepada umat Kristiani yang paham, dia yakin bahwa anda tidak percaya.
Baca: Alwi Shihab: Jangan Gunakan Teks Keagamaan Untuk Politik
Kaprikornus yang dimaksud itu, menyerupai yang dimaksud tadi hanya basa-basi.
Saya tidak ingin berkata fatwa Majelis Ulama itu salah yang melarang, tetapi saya ingin tambahkan larangan itu terhadap orang awam yang tidak mengerti. Orang yang dikhawatirkan akidahnya rusak. Orang yang dikhawatirkan percaya bahwa Natal itu menyerupai sebagaimana kepercayaan umat kristen.
Untuk orang-orang yang paham, saya mengucapkan selamat Natal kepada teman-teman saya apakah pendeta. Dia yakin persis bahwa kepercayaan saya tidak menyerupai itu. Jadi, kita sanggup mengucapkan.
Kaprikornus ada yang berkata bahwa itu Anda bohong. Saya katakan agama membolehkan Anda mengucapkan suatu kata menyerupai apa yang anda yakini, tetapi menentukan kata yang dipahami lain oleh kawan bicara Anda.
Saya beri contoh, Nabi Ibrahim dalam perjalanannya menuju suatu tempat menemukan atau mengetahui bahwa penguasa tempat itu mengambil wanita yang manis dengan syarat istri orang. Nah, dia punya penyakit jiwa. Dia ndak mau yang bukan istri orang.
Nabi Ibrahim ditahan sama istrinya Sarah. Ditanya, ini siapa? Nabi Ibrahim menjawab, ini saudaraku. Lepas.
Nabi Ibrahim tidak bohong. Maksudnya saudaraku seagama. Itu jalan. Kaprikornus kita sanggup saja. Kalau yang kita ucapkan kepadanya selamat Natal itu memahami Natal sesuai kepercatannya, saya mengucapkannya sesuai kepercayaan saya sehingga tidak sanggup bertemu, tidak perlu bertengkar.
Kaprikornus syaratnya boleh mengucapkannya asal kepercayaan anda tidak ternodai. Itu dalam rangka basa-basi saja, menyerupai apa yang dikatakan ulama besar suriah itu.
Begitu juga dengan selamat ulang tahun, begitu juga dengan selamat tahun baru. Memang jikalau kita merayakan tahun gres dengan foya-foya, itu yang terlarang foya-foyanya, bukan ucapan selamatnya kita kirim. Bahkan, ulama Mustafa Al Zarka’a berkata, ada orang yang menjual ucapan, kartu-kartu ucapan ini, itu boleh saja, tidak usah dilarang. Penggunanya keliru jikalau dia melanggar tuntunan agama.
Baca: Kaum Pentol Korek Kafirkan Gur Dur dan Quraish Syihab
Ada orang sangat ketat dan khawatir. Itu kekhawtiran masuk akal jikalau orang di kampung, tidak mengerti agama. Lantas ada yang mengakan kelahiran Isa itu sebagai anak Yang Mahakuasa dan sebagainya, itu yang tidak boleh. Kalau kepercayaan kita tetap lurus, itu tidak ada masalah. Kita ucapkan selamat Natal, di ayat kita ini, sekian banyak ucapan selamat yang dutujukan para Nabi. (ARN)
Sumber: Tribun News dan Akun Facebook Teddy Gusnaidi
 Menteri Agama Minta Masyarakat Bersikap Begini Beda Tafsir pengucapan Selamat Hari Natal , ini pandangan Ustadz Felix Siauw dan Al Habib Prof Quraish Shihab
 
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Kamis/21122017/11.07Wita/Bjm 
judi36
 
Top