Inkonsistensi Pengakuan Pria yang Ancam Bunuh Jokowi
Jakarta - Ivon Rekso alias Muhammad Khalifah (44) diamankan Paspampres ketika menerobos Istana Kepresidenan dan mengancam akan membunuh Presiden Jokowi. Keterangan Ivon tidak konsisten sampai alhasil ia dites kejiwaannya.Ivon mencoba menerobos Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Senin 18 Desember 2017. Pria asal Bekasi Timur itu kemudian diamankan Paspampres dan diserahkan ke Polsek Gambir untuk investigasi lebih lanjut.
"Dia bilang mau ketemu, mau masuk Istana untuk bertemu Pak Jokowi. Ada bahaya kekerasan yang ingin dilakukan yang bersangkutan," kata Kabag Penum Divisi Humas Polisi Republik Indonesia Komisaris Besar Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa 19 Desember 2017.
Polisi juga mengamankan ponsel cerdik milik Ivon. Polisi menemukan konten-konten negatif yang bernada ancaman. "Dari hasil investigasi HP-nya, ada ujaran kebencian, bahaya kekerasan, ada bahaya pembunuhannya," sambung Martinus.
Usut punya usut, polisi menyebut Ivon juga melaksanakan ujaran kebencian kepada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. "HP-nya dilihat, jejak digital yang ada di HP-nya ternyata penuh dengan ujaran kebencian, bahaya kekerasan bahaya pembunuhan. Ada ke Pak Presiden, Pak Prabowo, Pak SBY," kata Martinus.
Martinus menjelaskan polisi tak menemukan senjata dari tangan Ivon. Barang bukti yang disita polisi dari tangan pelaku hanya ponsel cerdik berisi konten-konten kekerasan, bahaya serta penghinaan terhadap Presiden Jokowi, SBY serta Prabowo. "Nggak ada bawa senjata tajam. BB (barang bukti)-nya hanya HP saja kemudian konten-konten goresan pena menyerupai yang saya jelaskan tadi," terperinci Martinus.
Ivon menjalani serangkaian pemeriksaan. Martinus menjelaskan banyak pasal yang sanggup dipakai untuk menjerat Ivon di antaranya Pasal 207 KUHP, Pasal 45 juncto 27 UU ITE, Pasal 45 b juncto 29 UU ITE dan Pasal 336 KUHP. "Mendistribusikan yang memuat pelanggaran hukum, berisi bahaya kekerasan, mengancam dengan kekerasan terhadap orang atau benda secara terang-terangan," terperinci Martinus.
Namun, kata Martinus, Ivon tidak konsisten dalam memperlihatkan keterangan. Ivon alhasil harus menjalani tes kejiwaan. "Lagi diperiksa kesehatannya. Sekarang diperiksa di (RS Polri) Kramat Jati (Jakarta Timur). Hasil pemeriksaannya memperlihatkan keinkonsistenan. Ditanya A, jawabnya B. Ditanya B, dijawab C. Tentu harus didalami kesehatannya. Yang menangani itu Direktorat (Tindak Pidana) Cyber (Bareskrim)," ungkap Martinus.
Menurut Martinus, jerat pidana terhadap Ivon akan gugur ketika hasil tes kejiwaan menyatakan ada gangguan jiwa. "Ya gugur (kalau gangguan jiwa). Tapi kalau ia beralibi gila, nggak bisa. Karena kan niscaya investigasi ia didalami, kalau patut diduga kelainan jiwa kan harus diperiksa lebih dari sekali. Dilakukan pertanyaan-pertanyaan secara mulut dan tertulis. Itu teknisnya," papar Martinus.
Martinus memastikan hasil tes kejiwaan Ivon akan segera keluar. "Bisa dua...tiga hari itu biasanya ada kesimpulannya (hasil tes kejiwaan Ivon)," kata Martinus yang dihubungi detikcom pada Rabu 20 Desember 2017.
Kebijakan Jokowi Hancurkan Nilai Dolar
http://www.salafynews.com/wow-indonesia-thailand-dan-malaysia-tendang-dolar.html
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Rabu/20122017/10.36Wita/Bjm
Indonesia melalui Bank Indonesia menggandeng Bank of Thailand dan Bank Negara Malaysia untuk menerapkan sistem Local Currency Settlement, sebuah framework untuk lepas dari ketergantungan pada US Dollar dalam transaksi ekspor impor ketiga negara. Dan ini akan dimulai pada 2 Januari 2018.
Baca: Dolar Amerika Terjungkal Artinya apa?
Transaksi ekspor impor ketiga negara yang selama ini selalu memakai US Dollar sekarang akan eksklusif konversi dari Rupiah, Ringgit dan Baht tanpa lagi harus membeli US Dollar.
Hal ini diyakini akan cukup signifikan menekan kurs US$ Dollar dan mengefisienkan transaksi mengingat nilai rata2 transaksi perdagangan ketiga negara mencapai US$1,2 Triliun per tahun atau setara 50 persen dari total perdagangan di tempat Asia Tenggara (ASEAN).
Baca: TENDANG DOLAR! Iran Lakukan Transaksi Perdagangan Minyak Hanya dengan Euro Saya yakin apa yang negara ini lakukan dalam senyap jauh lebih angker bagi USA daripada permintaan boikot produk Amerika oleh FPI. Cobalah lebih hargai negeri ini kalau kamu masih waras. (SFA)
Sumber: Akun Facebook Ahmad Zainul Muttaqinhttp://www.salafynews.com/wow-indonesia-thailand-dan-malaysia-tendang-dolar.html
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Rabu/20122017/10.36Wita/Bjm